Mencetak Paket Komplit PR Spesialis Penabankan | Part 1

Mencetak Paket Komplit PR Spesialis Perbankan

— Oleh: Erwinsyah —

Saya punya seorang teman yang bekerja sebagai Public Relations (PR) Specialist di salah satu industri pertambangan emas di Sumatera Utara. Sebagai praktisi PR di sektor industri hulu dengan model transaksi bisnis B2B (busines to business), stakeholder intinya tentu saja mitra bisnis di industri hilir dan mitra supply chain (rantai pasok).  Tidak ada relasinya secara langsung dengan konsumen end user.

Tapi isu sensitif dan risiko reputasi di sektor industri ini justru bersumber dari luar eksosistem bisnisnya. Sebagai industri yang memiliki potensi risiko operasional dengan terbukanya kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan, industri pertambangan harus berhadapan vis a vis dengan penduduk di sekitar pertambangan sebagai pemangku kepentingan prioritas. Karena itu dibutuhkan effort lebih untuk meyakinkan masyarakat lokal setempat atas kemampuan perusahaaan mengendalikan bahaya pencemaran dan pengolahan limbah industri, selain juga berupaya meraih dukungan dan simpati masyarakat tempatan melalui program tanggung jawab sosial (CSR) agar keberadaan industri tersebut dapat dirasakan manfaatnya dan tidak menimbulkan resistensi. Tantangan terberat praktisi PR di industri ini—apapun nomenklatur fungsi kehumasannya—tentu saja menghadapi media massa, LSM dan pressure group lainnya, terutama saat diterpa isu negatif yang kerap bias informasi, terlebih bila terjadi peristiwa krisis.

Setali tiga uang dengan tantangan berat PR industri hulu, di industri hilir pun begitu. Seorang senior PR di salah satu industri pengolahan minyak kelapa sawit terkemuka jujur mengaku kerap dibuat pusing dengan “’gangguan”, tekanan hingga intimidasi dari masyarakat, media, terutama LSM, terhadap isu pencemaran hingga isu ketimpangan sosial, terlepas benar atau tidaknya isu dan opini publik yang terbentuk.

Saya tidak akan masuk lebih jauh membahas masalah kehumasan di sana. Konteks saya mengutip sejumput cerita fungsi kehumasan di kedua sektor industri itu sekadar mengantarkan insight PR dari kontekstual judul tulisan ini, dengan satu pertanyaan besar: apakah fungsi kehumasan di industri perbankan tidak seberat di industri hulu dan hilir, atau jusru lebih komplek, sarat tantangan dan butuh spesialiasi kompetensi PR perbankan yang berbeda kebutuhannya dengan kompetensi umum PR? Mari kita cermati.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top